Langsung ke konten utama

CINTA SEJATI DAN KOMUNIKASI SAINS Part 2

Setelah kita bahas tentang cinta sejati pada tulisan sebelumnya, selanjutnya tulisan kali ini kita akan bahas mengenai ilmu komunikasi atau bahasa kerennya komunikasi sains, didalam tulisan ini nantinya kita akan sedikit memahami  dan menambah wawasan kita (In Shaa Allah), mengenai ada ngga sih kaitannya antara cinta sejati dengan komunikasi? Kenapa bisa ?.

PROSES MENYAMAKAN PERSEPSI


Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa komunikasi secara umum memiliki arti yang kurang lebih bunyinya seperti ini “proses menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dengan melalui media tertentu untuk mencapai suatu persepsi yang sama”. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya teori komunikasi dari Harold Laswell (1948) yang berbunyi “cara terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect”.

KOMUNIKASI IBARAT DUA SISI MATA UANG


Iyaa, seperti dua sisi mata uang. Satu sisi komunikasi bisa memberikan suatu hal yang positif, di sisi lain juga bisa memberikan suatu hal yang negatif. Contohnya didalam determinisme. Yang berarti menjatuhkan sifat ke objek lain sehingga menutupi sikap objek yang ditutupi. Ex. Daun jatuh ke tanah, sifat dari daun tersebut menutupi sifat tanah yang ada dibawahnya.

Sama halnya yang terjadi dunia nyata, suami mendetermin istrinya, ibu mendetermin anaknya, kakak mendetermin adiknya, atasan mendetermin bawahan, dan yang sering terjadi adalah guru yang mendetermin siswanya. Dan disadari atau tidak, determin dalam skala kecil itu sangat merugikan dan determin skala besar itu bisa membunuh, artinya jika guru mendetermin siswanya itu berarti dia telah membunuh karakter dan potensi siswanya.

Jika komunikasi digunakan untuk suatu hal yang negatif. Misalnya, seorang guru yang menyebut siswanya yang tidak mengerjakan tugas itu sebagai pemalas, hal itu telah mendetermin siswanya saat itu dan bisa berpengaruh di masa yang akan datang. Coba bayangkan, sang guru menyampaikan perkataan bernada negatif kepada seorang siswa maka terjadilah yang namanya komunikasi interpersonal. Namun apa jadinya, jika peristiwa tersebut juga disaksikan oleh seluruh siswa satu kelas ? maka terjadilah komunikasi kelompok.

Dampak dari determin yang ditujukan kepada satu siswa saja dapat merugikan siswanya karena skalanya kecil tapi jika siswanya satu kelas dan skalanya besar maka lambat laun akan membunuh karakter dan potensi dari siswa itu sendiri.

Determinisme seharusnya dapat bersifat seimbang, ada yang positif dan juga negatif. Contoh diatas merupakan determin negatif yang perlu kita hindari. Sedangkan determin positif misalnya, dengan mengatakan bahwa siswanya itu cerdas. Harus kita ketahui juga bahwa determin itu terikat ruang dan waktu.

Pada saat guru mengatakan “kau siswa yang cerdas” determin berlaku positif pada saat itu juga sehingga akan menimbulkan suatu motivasi bagi siswanya untuk belajar, bukan dengan membunuh karakter dan potensi siswa dengan memberikan determin dengan nada negatif yang akan berdampak pada hatinya yang terpengaruh oleh hal tersebut.


CINTA ITU OBAT, KOMUNIKASI PUN DEMIKIAN


Pada tulisan sebelumnya, Ibnu Qayyim Al-Jauziah mengatakan dalam kitab al-Jawâb al-Kâfî li Man Sa'ala ‘an ad-Dawâ' asy-Syâfî (Jawaban Konkrit Bagi Mereka yang Menanyakan Obat Manjur)

“Kasih sayang adalah penyebab hati dan ruh menjadi hidup terpelihara. Hati tidak tenang dan merasa seperti tak hidup bila tanpa cinta. Seandainya hati tanpa cinta, sakitnya lebih terasa daripada mata terasa sakit ketika tidak bisa lagi melihat cahaya, telinga ketika tidak bisa lagi mendengar, hidung ketika tidak bisa lagi mencium, lisan ketika tidak mampu lagi berbicara. Bahkan, hati pun bisa menjadi rusak apabila hampa dari kasih sayang yang sudah merupakan fitrah dalam jiwa manusia. Ia adalah sebuah karunia yang diberikan Sang Pencipta. Oleh karena itu, rusaknya lebih parah daripada kerusakan tubuh manusia yang diisi dengan ruh, dan ini tidak mungkin bisa dikatagorikan menjadi sesuatu yang pasti kecuali orang yang memiliki jiwa yang selalu hidup.”.

Ini berarti bahwa cinta itu bisa mengakibatkan hati dan ruhaniah kita menjadi terpelihara. Hati akan merasa gelisah tak tenang dan seperti tak hidup bila tak ada cinta didalamnya. Dari situlah muncul yang proses komunikasi transendental. Apa itu komunikasi transendental? Sederhananya itu berarti komunikasi yang terjalin antara manusia dengan tuhan.

Apabila hati sudah merasa gelisah tak menentu, merasa tidak tenang, merasa seperti tidak hidup. Maka langkah selanjutnya adalah timbulkanlah cinta itu, tanam dan tumbuhkan cinta itu didalam hati agar hati kita kembali tenang dan hidup.

Begitu pula dengan komunikasi transendental, suasana hati kita terkadang tak menentu dan tak karuan. Cobalah untuk berkomunikasi dengan pencipta kita, jadikan Tuhan sebagai mitra komunikasi dan stakeholder utama kita dalam berkomunikasi yang tidak mungkin mempersepsikan kita secara keliru dan tak mungkin memberikan tanda yang menyesatkan. Dalam hal ini maka, posisikanlah kita yang harus peka mengenal secara tepat akan persepsi-Nya.

referensi :
Sugiyarti, Camalina. Komunikasi Sebagai Obat Determinisme. Refleksi Kuliah Filsafat Ilmu.PPs UNY. 2012
https://www.kompasiana.com/syfaqulbi/59190b5e4423bd6508e8729b/komunikasi-transendental

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boneka Rusia Matryoshka Sebagai Model Manajemen Komunikasi

Boneka Rusia  Matryoshka Adalah boneka khas Rusia yang dapat diisi dengan boneka-boneka yang lebih kecil. Nama "matryoshka" diambil dari nama "Matryona" , yang merupakan nama dari seorang wanita yang bertubuh gemuk. Matryoshka sebagai suatu kerajinan khas Rusia dan menjadi sangat populer setelah diperkenalkan dan dipromosikan pada Pameran Dunia di Paris, Prancis pada tahun 1900-an. Sejak saat itu boneka Rusia Matryoshka diproduksi secara massal di Sergiyev Posad, sebuah wilayah di pinggiran kota Moskow. Hingga kini daerah tersebut menjadi pusat kerajinan matryoshka di Rusia. Model Manajemen Komunikasi Model dapat diartikan sebagai representasi dari suatu realitas dengan mengangkat unsur-unsur tertentu yang dianggap penting. Model bukan realitas itu sendiri, tetapi hanyalah gambaran atau abstraksi tentang sesuatu dengan mengambil aspek-aspek yang dianggap penting dan menjadi inti dari sesuatu yang digambarkan tersebut. Tujuan dari dibuatkannya...

BERBAGAI JENIS MEDIA SOSIAL

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah untuk ikut andil, berbagi, dan menciptakan konten medianya seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan salah satu bentuk media sosial dari sekian banyak media sosial yang paling umum dan banyak digunakan oleh masyarakat seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein pernah berkata dalam bukunya dan mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran “user-generated content”. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein telah menciptakan pengklasifikasian untuk berbagai jenis media sosial di internet, dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein setidaknya ada enam jenis media sosial sebagai berikut: 1.   Proyek Kolaborasi (Collaborative pro...

CINTA SEJATI DAN KOMUNIKASI SAINS Part 1

CINTA SEBAGAI OBAT Ibnu Qayyim rahimahullâh pernah berkata dalam kitab al-Jawâb al-Kâfî li Man Sa'ala ‘an ad-Dawâ' asy-Syâfî (Jawaban Konkrit Bagi Mereka yang Menanyakan Obat Manjur) “Kasih sayang adalah penyebab hati dan ruh menjadi hidup terpelihara. Hati tidak tenang dan merasa seperti tak hidup bila tanpa cinta. Seandainya hati tanpa cinta, sakitnya lebih terasa daripada mata terasa sakit ketika tidak bisa lagi melihat cahaya, telinga ketika tidak bisa lagi mendengar, hidung ketika tidak bisa lagi mencium, lisan ketika tidak mampu lagi berbicara. Bahkan, hati pun bisa menjadi rusak apabila hampa dari kasih sayang yang sudah merupakan fitrah dalam jiwa manusia. Ia adalah sebuah karunia yang diberikan Sang Pencipta. Oleh karena itu, rusaknya lebih parah daripada kerusakan tubuh manusia yang diisi dengan ruh, dan ini tidak mungkin bisa dikatagorikan menjadi sesuatu yang pasti kecuali orang yang memiliki jiwa yang selalu hidup.” Ibnu Qayyim rahim...